www.cekakses.com/gudangpk

minimal deposit 10 ribu saja sudah bisa bermain

www.cekakses.com/gudangpk

Hadir dengan tampilan baru yang lebih menarik dan menantang

www.cekakses.com/gudangpk

Bisa dimainkan di Android dan IOS

www.cekakses.com/gudangpk

Gratis chip 10 ribu setiap harinya untuk pemenang like and share di facebook

www.cekakses.com/gudangpk

Potongan meja cuma 2%, dan tampilan baru yang lebih menarik

Perkenalan Poker Online

Sunday, December 31, 2017

Main Seks Dengan Teman Adikku Setelah Menonton Film Bokep Bareng

Main Seks Dengan Teman Adikku Setelah Menonton Film Bokep Bareng
Main Seks Dengan Teman Adikku Setelah Menonton Film Bokep Bareng
Cerita Seks – Pertama kali aku mengenal hubungan sexual yang sebenarnya terjadi pada saat adik perempuanku memperkenalkan kepadaku seorang teman wanitanya. Sejak pertama kali aku melihat, memang aku sangat tertarik pada wanita ini, sebut saja namanya Niken.

Suatu saat Niken datang ke rumahku untuk bertemu dengan adikku yang kebetulan tidak berada di rumah. Karena sudah akrab dengan keluargaku, meskipun di rumah aku sedang seorang diri, kupersilakan Niken masuk dan menunggu.

Tapi tiba-tiba ada pikiran nakal di otakku untuk nekat mendekati Niken, meskipun rasanya sangat tidak mungkin. Setelah berbasa-basi seperlunya, kutawarkan dia untuk kuputarkan film panas. Mulanya dia menolak karena malu, tapi penolakannya kupikir hanya basa-basi saja.

Dengan sedikit ketakutan akan datangnya orang lain ke rumahku, aku putarkan sebuah film panas, lalu kutinggalkan dia menonton film panas seorang diri dengan suatu harapan dia akan terangsang. Benar saja pada saat aku keluar dari kamar, kulihat wajah Niken merah dan seperti menahan getaran. Aku mulai ikut duduk di lantai dan menonton film panas tersebut.

Jantungku berdegup sangat keras, bukan karena menonton film panas tersebut, tapi karena aku sudah mulai nekat untuk melakukan sex apapun resikonya kalau ditolak. Kubilang pada Niken, “Pegang dadaku…, rasanya deg-degan banget”, sambil kutarik tangannya untuk memegang dadaku.

Dalam hitungan detik, tanpa kami sadari, kami telah berciuman dengan penuh nafsu. Ini pengalaman pertamaku berciuman dengan seorang perempuan, meskipun adegan seks telah lama aku tahu (dan kuinginkan) dari berbagai film panas yang pernah kutonton. Mulutnya yang kecil kukulum dengan penuh nafsu.
Baca Juga: main seks dengan mamaku di hotel
Dengan penuh rasa takut, tanganku mulai merayap ke bagian dadanya. Ternyata Niken tidak marah, malah kelihatan dia sangat menikmatinya. Akhirnya kuremas-remas buah dadanya dengan lembut dan sedikit menekan. Tanpa terasa kami sudah telanjang bulat berdua di tengah rumah. Setelah puas aku mengulum puting susu dan meremas-remas buah dadanya, mulutku kembali ke atas untuk mencium dan mengulum lidahnya.

Sebentar kemudian malah Niken yang turun menciumi leher kemudian dadaku. Tapi sesuatu yang tak pernah kubayangkan akan dilakukan seorang Niken yang usianya relatif masih sangat muda, ia terus turun menciumi perut sambil mulai meremas-remas kemaluanku. Aku sudah sangat terangsang.

Kemudian mataku hampir saja keluar ketika mulutnya sampai pada batang kemaluanku. Rasanya nikmat sekali. Belum pernah aku merasakan kenikmatan yang sedemikian dahsyat. Ujung kemaluanku kemudian dikulum dengan penuh nafsu.

Nampak luwes sekali dia menciumi kemaluanku, aku tidak berpikir lain selain terus menikmati hangatnya mulut Niken di kemaluanku. Kupegang rambutnya mengikuti turun naik dan memutarnya kepala Niken dengan poros batang kemaluanku.

Setelah sekian lama kemaluanku di lumatnya, aku merasakan sesuatu yang sangat mendesak keluar dari kemaluanku tanpa mampu kutakah lagi. Kutahan kepalanya agar tak diangkat pada saat spermaku keluar dan dengan menahan napas aku mengeluarkan spermaku di mulutnya. Sebagian langsung tertelan pada saat aku ejakulasi, selebihnya ditelan sebagian-sebagian seiring dengan keluarnya spermaku tetes demi tetes.

Aku tertidur pulas tanpa ingat lagi bumi alam. Kurang lebih sepuluh menit kemudian aku terbangun. Aku sangat kaget begitu kulihat tepat dimukaku ternyata kemaluan Niken. Rupanya pada saat aku tertidur, Niken terus menjilati kemaluanku sambil menggesek-gesekan kemaluannya pada mulutku. Meskipun awalnya aku takut untuk mencoba menjilati kemaluannya, tapi karena akupun terangsang lagi, maka kulumat kemaluannya dengan penuh nafsu.

Aku segera terangsang kembali karena pada saat aku menciumi kemaluan Niken, dia dengan ganas mencium dan menyedot kemaluanku dengan kerasnya. Aku juga kadang merasakan Niken menggigit kemaluanku dengan keras sekali, sampai aku khawatir kemaluanku terpotong karenanya.

Setelah puas aku menjilati kemaluannya, aku mulai mengubah posisiku untuk memasukkan kemaluanku pada kemaluannya. Tapi dia menolak dengan keras. Ternyata dia masih perawan dan minta tolong padaku untuk tidak membimbingnya supaya aku memasukkan kemaluanku pada kemaluannya. Terpaksa aku menjepitkan kemaluanku di payudaranya yang besar dan ranum.
Baca Juga: Main seks dengan tante Daina yang kukenal lewat sms
Sambil kugerakkan pantatku, ujung kemaluanku di kulum dan dilepas oleh Niken. Aku tidak mampu menahan aliran spermaku dan menyemprot pada muka dan rambutnya. Aku melihat seberkas kekecewaan pada raut wajahnya. Saat itu aku berpikir bahwa dia takut tidak mencapai kepuasan dengan keluarnya spermaku yang kedua.

Tanpa pikir panjang aku terus turun ke arah kemaluannya dan menjilati dengan cepatnya. Karena aku sudah tidak bernafsu lagi, kujilati kemaluannya sambil berhitung untuk supaya aku terus mampu menjilati dalam keadaan tidak bernafsu sama sekali.

Pada hitungan ke 123 lidahku menjilati kemaluannya (terakhir clitorisnya), dia mengerang dan menekan kepalaku dengan keras dan menjerit. Dia langsung tertidur sampai aku merasa ketakutan kalau-kalau ada orang datang.

Kugendong Niken ke tempat adikku dalam keadaan tertidur dan kupakaikan baju, lalu kututup pintunya, lantas aku pergi ke rumah temanku untuk menghindari kecurigaan keluargaku. Inilah pengalaman pertamaku yang tak akan pernah aku lupakan.

Setelah kejadian itu nafsu seks ku selalu naik ketika berjumapa dengan wanita cantik dan berhasrat ingin bermain seks dengannya.

Saturday, December 30, 2017

Main Seks Dengan Mamaku di Hotel

 Main Seks Dengan Mamaku di Hotel
 Main Seks Dengan Mamaku di Hotel
Main Seks -Dalam sebuah pesta dalam pandangan ku dan memang Kecantikan ibu tidak ada duanya, melebihi kecantikan tamu-tamu sebayanya yang hadir malah masih lebih cantik dan seksi dibandingkan Ibu-Ibu 10 tahun lebih mudah dari Ibu, walau pun sebenarnya Ibuku sudah terbilang umur 40 tahun. Ibu selalu menjaga kesehatan dan tidak pernah melupakan senam. Kalau dirumah selalu merawat tubuhnya agar tetap fit cantik dan seksi.

Tepat jam 22.00 kami pamitan untuk pulang, maklum rumah sangatlah jauh dan bila tidak ada halangan mungkin sampainya dirumah sudah tengah malam atau jam 02 Pagi.

tepatnya setengah jam kemudian pukul 22.30 kami telah meninggalkan tempat pesta dan saya langsung menancap mobil untuk pulang. dalam perjalanan tiba ibu mengingatkanku.. hati2 .. jangan terlalu kencang .. sayang !!!, jalannya sangat licin”, betul kata Mama, karena hujan yang turun mulai deras, mana lagi mendekati puncak semakin berkabut.

Beberapa saat kemudian tiba tiba stir mobil kurasakan sangat berat, ” Aduh Mama…, Ban Mobilnya Kempes…”, secara refleks Ibuku menjawabnya ” Cepat pinggirkan mobil kehalaman hotel terdekat.. ntar nggak keburu … bisa bisa kita ngadat di jalan .. mana hujan deras lagi”… iya Mam “jawabku singkat … sambil berbelok memasuki salah satu hotel berbintang yang ada di Kaki Lereng Puncak.

Sebelum kami keluar dari mobil Ibuku berkata, .. ” Sayang, kalau Ban Mobilnya Kempes dan gak bisa ditolong lagi kita harus menginap di Hotel ini, Besok pagi aja perjalanan kita lanjutkan. dan memang keadaan yang mengharuskan kami untuk singgah bermalam…di hotel berdua dengan mama.

Kami berdua dijemput dan diantar ke Resepsionis dan untuk mengurangi kecurigaan Ibuku langsung mencatat identitas kami berdua sebagai suami istri, Ibu mengerling kepadaku.. sambil mengeluarkan Credite Cardnya untuk digesek sebagai jaminan nginap hotel 1 Malam.

Setiba di Kamar mama langsung tersenyum manis dan berkata..” Sayang… jangan macam2 yah!!!, walaupun ditempat pesta tadi malam, mereka bercanda katakan kita seperti pasangan suami isteri dan di resepsionis mama juga mengatakan kita suami isteri, tetapi kamu tetap anak mama.. nggak boleh macam macam sama mama. yah !! ..

spontan saya menjawab ” OK!! Mama.., sayang yang cantik ” . Entah dari mana datangnya keberanianku untuk merayu Ibuku, walaupun itu saya sampaikan secara bercanda … tetapi kalau dipikir, wah bisa berabe juga .. sekamar di Hotel dengan Ibu Kandung yang cantik dan seksi.

pasti dugaan orang kalau bukan Suami Isteri yang kemalaman pastilah peselingkuhan yang kaya dan yang jelas pastilah mereka memanfaatkan waktu yang sangat panjang untuk bersetubuh atau bersenggama atau ngentot sepuas-puasnya, tidak ada dugaan ketiganya.

Pikir pikir tak diduga orang, tak terasa Yuniorku menegang..makin kencang .. kayaknya setan setan birahiku mulai menguasai fikiranku…membuatku hampir salah tingkah…, tiba2 Ibuku berkata ” Mama Mau Mandi dulu yah.., tolong bukakan korset mama”, wowww..

setan penggoda makin kuat, ” iya.. iya.. Mom” sahutku agak bergetar, sambil membuka korset Mama dan entah kenapa, saya mencoba melirik ke buah dadanya dari samping belakang, dalam hatiku berkata, walaupun mama tidak menggunakan korset tetapi cetakan tubuhnya sangat sempurna,

Pinggang yang ramping bak pinggang anak perawan yang diikuti dengan pinggul lebar yang sangat serasi dengan tonjolan buah dada yang masih tegak menantang kedepan, ditambah lagi kulit Mama putih tak bernoda sangat halus dan harum. Pastilah semua laki-laki ingin menikmati keindahan dan kesempurnaan alam yang ada pada Mama…tanpa kecuali termasuk saya, anak kandungnya.

Sewaktu mama di kamar mandi terdengar sayup sayup riak air di Bak Mandi yang bersentuhan dengan tubuh montok mama yang telanjang bulat, tak terasa tanganku mulai memegang siyunior yang mulai tidak dapat dikendalikan dan tiba tiba terdengar teriakan perlahan Mama ” sayang… kamu juga mandi ya !! airnya Nyaman dan hangat “ jawabku ” ntar Mam ” , ” Iya donk , masa sih mandi bareng ?”
Baca Juga: Main seks dengan tante diana yang kukenal lewat sms
lalu senyap…, pikirku.. apa ini signal plus dari mama? atau hanya karena canda Mama ? tak terasa.. genggaman pada Yuniorku makin kencang, “Sabar yah yunior.. kamu ntar saya masukan di memeknya mama ” gumanku dengan fikiran mulai kurang ajar dan kotor.

Selang beberapa saat Mama keluar dari kamar mandi dan tubuh mama hanya dililit ketat oleh selembar handuk sebatas setengah buah dada mama ke bawah sampai sejengkal diatas lutut, Karena suhu kamar sangat sejuk sambil berlari kecil Mama menuju spring bed langsung masuk dalam selimut yang tebal, lalu mama berkata ” Gantian mandinya… mama mau tidur duluan “, dan saya langsung menjawabnya ” gak jadi mandi Mam.., pagi aja sekalian…” jawabku singkat, karena jawaban ini sudah saya persiapkan agar cepat2 bisa tidur alias lebih cepat tidur di samping Mamaku, ” Terserah kamu aja… tapi kalau bau jangan tidur bareng disamping Mama ya??”


Saya lewatkan kira-kira 10 menit setelah nafas mama seperti mulai teratur alias tidur… perlahan lahan saya naik ke pembaringan disamping kiri mama, maksud saya untuk ikut juga masuk dibalik selimut, saya tarik dan simak sedikit selimut yang satu-satunya akan kami pakai berdua, tetapi tiba2 mama mengeliat mungkin terasa hembusan dingin akibat selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap sedikit, tampak mama tidur dibawah selimut tanpa mengenakan sehelai kain alias telanjang bulat , Mama Seks
karena kami memang tidak mempersiapkan pakaian tidur , mama tidur miring membelakan disebelah kanan, perlahan saya masuk dibalik selimut disamping kiri mama yang telanjang, dan selang beberapa saat kemudian mama membalikan tubuhnya dan wajahnya hampir menyentuh wajahku,

kutatap matanya yang tertutup indah, bibir yang tipis merekah menantang, hidung kecil yang mancung.., kuberanikan dan kucoleng perlahan hidung mama, tetapi tak ada reaksi, kulanjutkan untuk menarik kebawah bibir mama yang tipis, agar tampak gigi yang putih rapi berjajar, juga tak ada reaksi dari mama dan akhirnya dengan berdebar-debar kurapatkan mulutku dan kukecup bibir mama.

mulai desak nafas mama sedikit terganggu, mungkin terhalang dengan hidungku akhirnya mama membuka sedikit mulutnya, tanpa kuberi kesempatan menutupnya , kusedot lidahnya, dan rupanya mamaku dalam tidurnya juga membalas ciumanku…, dan selanjutnya kualitas keberanianku kutambah dengan mulai memeluk dan melingkari badan mama dengan lenganku, reaksipun datang dengan makin merapatnya tubuh mama yang mungil dan telanjang ini kedadaku, paha mama mulai menyerang dan menyentuh yuniorku yang berubah menjadi Yunior yang kenyal dan berdiameter sebesar pergelangan tangan mama, pelukan mama mulai mengencang, mungkin bermaksud menarik obyek yang lebih hangat yang ada pada badanku, keadaan ini membuatku makin kesurupan, tangan kiriku mulai mengerayangi pingul mama, turun kebawah bagian bokongnya, terus turun dan berputar kedepan lebih kebawah lagi, dan akhirnya sampai kebulu memek mama yang sangat halus, kutelusuri bibir vagina mama dan akhirnya jari telunjukku mengelitik klitorisnya.

Mama mulai bereaksi, kedua paha mama menjepit , tangan kanannya mencakar punggungku dengan kuku mama yang tajam, mungkin ini adalah refleks akibat sesutu yang memasuki vaginanya hanya mama yang tahu, tubuh mama saya dorong agar sedikit terlentang dan mulailah saya menindis setengah tubuh mama terutama buah dada kiri mama dengan tubuhku, paha kiri mama dengan paha kiriku dan tangan kananku mulai saya aktifkan dari belakan leher mama untuk mengerayangi buah dada kanan mama, bibir mama dan bibirku membentuk satu ruang dan kedua lidah kami saling menggelitik, nafas mama makin memburu , saya makin kesurupan dan menyerang, akibat makin kerasnya remasan tangan kananku ditetek kanan mama dan jari telunjuk kiriku yang mengelitik klitoris mama yang mulai memanas dan mengeluarkan lendir membasahi vagina mama, akhirnya mama tersentak.
” Hey… kamu ngapain Mama…ini gak boleh Ar… !!, “kata Mama kaget dan marah, jawabku sambil gemetar dan bernafsu campur aduk, ” saya tidak bisa tidur mam…, apalagi seranjang dengan mama yang lagi telanjang bulat” ” ohw.. begitu yach … mama terdiam agak lama lalu membalik membelakangiku, sambungnya “tetapi Jangan kasar gitu donk !!” lalu Mama terdiam lagi…namun napasnya masih memburu dan bergetar, inilah kata-kata mama yang kurang saya mengerti, apakah perbuatan saya tadi dibenarkan tetapi nggak boleh kasar atau ??

apa yach…. Saya tidak berani lagi ngomong macam2.. dan jawabku singkat “Maaf Mama” sambil menatap punggung mama yang masih agak bergetar, entah beberapa lama kami terdiam berdua tiba2 Mama Membalik sambil berkata ..”kalau kamu pingin bercinta dengan mama harus lembut dan perlahan-lahan aja.. kan masih banyak waktu”, sambungnya lagi “Kamu Anak Nakal boleh peluk dan mencium Mama , pokoknya tubuh mama malam ini kuserahkan semuanya kepadamu kecuali yang satu ini, yaitu Yuniormu yang gede ini dilarang keras memasuki vaginanya mama”,

sambil mama memegang Yuniorku dan menarik dan menyapu kepermukaan vaginanya. ” tapi justru cuma yang satu ini milik mama yang paling nikmat ” selaku protes, dan mulai berani , “siapa yang bilang anak goblok ” , Mama mulai menindih tubuhku dan menciumku, Kubalas ciuman Mama , wow… sangat nikmat dibandingkan waktu saya mencium mama dalam keadaan tertidur, tetapi kali ini dengan sadar sesadarnya, justru mama memulai merangsang, sambil melemparkan selimut kelantai, jadinya kami betul – betul telanjang bulat di udara kamar yang sejuk diatas ranjang.

Kami berciuman dan berpelukan telanjang bulat dengan Mama , sangat lembut dan perlahan-lahan rupanya mama juga sangat menikmatinya, Napas Kami mulai memburu, terkadang Mama mengeram dan menggeliat apabila kusentuh dan kupelintir halus putting teteknya .. Auhh!!, jangan disitu Ar..!!, Mama nggak tahan… sayannngggg, keluh Mama panjang…, “tetapi enak kan Mom!!” Aiii!!!…Mama makin kesurupan..dan berupaya meraup Yuniorku..yang makin kaku dan membesar Maksimal.

Sewaktu Mama menggenggam Yuniorku Tubuh Mama kudorong menjadi terlentang dan dan kutindih dengan badanku ..Mulut Kami makin bersatu , kupeluk erat tubuh Mama yang mungil dan Yuniorku kuarahkan ke Vagina Mama, tetapi Mama tetap menggenggam yuniorku, hanya menggosok-gosokan kepala yuniorku ke Mulut Vaginanya yang juga mulai berlendir. Terkadang Kepalanya sudah masuk setengah tetapi Mama, mengeluarkan nya lagi… Karena saya tidak tahan lagi perlakuan Mama seperti ini. Main Seks

Kutarik Tangan Mama yang menggenggam yuniorku agar terlepas..rupanya usahaku ini cukup berhasil dan dengan cepat kuselipkan kedalamVagina Mama, Terasa Vaginanya sangat licin, menggesek dan berlendir serta berdenyut menjepit…Aowww…!!! Teriak Mama, Kugocok Vagina Mama dan mama mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya yang tak karuan… tetapi baru 2-3 kali gocokan, tiba2 Mama dengan kekuatan penuh… menaikan bokongnya tinggi-tinggi dan menggessernya jauh kesamping akhirnya yuniorku terlepas dari vaginanya ..clukppp …”Aiii!!!…kenapa dikeluarin Mam…”, “Nggak… boleh sayang..”.

Tiba tiba Mama mulai bangun kemudian membawa selangkangnya ke wajahku persis mulut vaginanya berhadapan dengan mulutku, mama mulai menunduk dan meraih Yuniorku dan memasukan ke mulutnya dan melumutnya. terkadang Yuniorku digigitnya perlahan lahan sambil bergantian dengan bibir yang lembut dan hangat, yang paling mengasikan kalau kepala Yuniorku digelitik dengan lidah mama, begitu juga klitoris mama, saya gelitik dengan ujung lidahku, terkadang mama hilang kontrol, mendengus menambah gocokan dan lilitan lidahnya di kepala Yuniorku,

terkadang sangkin bernafsunya juga mama, tangannya ikut pula meramas biji pelirku… dan semuanya berlangsung saling kerja sama membantu masing masing mencapai puncak birahi yang membuat lupa segala-galanya bahwa berbuatan bersanggamah dengan ibu kandung yang orang katakan sangat tabu, tetapi justru sangat mengasikkankan dan jauh lebih nikmat dengan memek manapun….di dunia ini.

Mama makin gila mengocok Yuniorku dan akhirnya, saya tak tahan lagi…cepat donk mama… masukkin kedalam Vagina mama.., aowww…cret…. cret.. sabar sayang…kata mama kesurupan mempermainkan air maniku sambil menggosokkannya di-kedua buah dadanya.

Mama juga tidak tahan sayang. Tidak berapa lama kemudian mama berganti posisi, duduk persis diatas selangkangku persis posisi Yuniorku berhadapan langsung dengan vagina mama, mama menuntunnya dengan sangat gampang memasuki liang sanggamanya dan menjepitnya…wow…wow…. suatu kenikmatan yang sangat sulit dilukiskan dengan kata2, tidak ada lagi kenikmatan yang melebihi kenikmatan

sewaktu Yuniorku dijepit dan dikocok oleh vagina mama, pinggul mama naik turun menyebabkan Yuniorku masuk makin kedalam dasar vagina mama. saya tidak ingin kenikmatan ini berlangsung cepat, saya turun dari pembaringan menggendong mama sampil masih melekatkan Yuniorku kedalam vagina mama, kugoyang2 tubuh mama yang mungil, mama makin kesurupan…dan juga merasakan kenikmatan yang tiada taranya…mata mama mulai terpejam… sambil berdengus ach–ach…

mama tidak tahan lagi, minta diturunkan untuk mengakhiri permainan ini…” sayang… turunkan mama..tancapkan Yuniormu sayang lebih dalam..”, kubaringkan tubuh mama, kuperberat tekanan Yuniorku masuk ke vagina mama, mama menjepit makin kencang..vagina mama makin berdenyut2… dan akhirnya pelukan kami berdua makin kencang, mama seakan akan menggantung ditubuhku lekat dan sangat erat …cret–cret… dan rintihan kenikmatan mama bercampur aduk dangan geramanku… semuanya berakhir membawa kami berdua ke langit ketujuh…



Setelah ledakan kenikmatan birahi bersanggamah dengan mama yang menghamburkan air mani kami berdua tercecer kemana-mana membuat kami berpelukan lemas dan penuh kebahagian dan akhirnya jam didinding hotel telah menunjukan pukul 03 pagi. yang akhirnya kami berdua tertidur kelelahan dalam keadaan telanjang bulat berpelukan bagai bayi yang baru lahir.

Keesokan harinya Mama dan Yuniorku keduluan terjaga… , Mama sambil memelukku ,menjepit hidungku sehingga saya sulit bernafas dan akhirnya saya juga terbangun…, Selamat Pagi Anak Nakal…sambut Mama sambil tersenyum manis…, tidak kusiasiakan Kesempatan ini , kutarik tubuh Mama persis menindih tubuhku, Kuraih wajah Mama dan kulemut bibirnya yang tipis…,

Mama pun bereaksi menyambut malah dalam posisi tubuhnya menindih tubuhku berusaha memasukan Yuniorku ke Vaginanya. Nampaknya Napsu Birahi Mama makin menjadi jadi setelah bersanggama, tidur istirahat semalam .. kusambut kebinalan Mama dan tiba –tiba Mama menghentikan gerakannya sambil berkata.. Ar, Kamu belajar dari mana kurang ajar setubuhi Mama . sebelum saya menjawab ,
Mama mengencangkan otot Vaginanya..membuat yuniorku makin kelelap..“Kan Mama yang ajarin…” jawabku singkat sambil membalikan tubuh Mama menjadi tertelungkup, kuangkat pinggul Mama sedikit meninggi dan kuarahkan yuniorku ke Vagina Mama dari belakang.. Kembali terdengar geraman Mama.. “Jangan gini Ar..oww!!, tetapi goyangan Maya justru mendukung dan menyambut .. Kukocok Vagina Mama dari belakang…

agar tidak terepas kedua tanganku menggenggam pinggulnya..Mama makin menggelapar.., dan kocokanku makin kencang …, tubuh Mama terangkat menyebabkan buah dadanya bergelantungan bergoyang seirama tumbukan Yuniorku ke Vaginanya. tiba-tiba mama meraih kedua tanganku dan membawa ke gundukan buah dadanya dan Mama mengeram histeris tetapi suaranya teredam karena Wajah mama dibenamkan dikasur.

Dalam beberapa saat kemudian, kami berdua mengambil posisi duduk berhadapan..tepatnya Mama duduk diatas selanggkangku denganVaginanya masih tetap menjepit yuniorku, Mama menaik-turunkan bokongnya sambil mendengus dan saya menjilat leher Mama sambil meremas kedua buah dadanya Dan akhirnya kami mengalami orgasme dalam posisi duduk.

Kami duduk terdiam, berpelukan, saling menatap, mama tersenyum manis, sambil kukecup bibir mama kubaringkan tubuh Mama perlahan-lahan… dengan tidak melepas yuniorku didalam vagina Mama dan pelukanku… “ Mama..!!, ada satu permintaan Anakmu yang Nakal ini”, “apa sayang !!” sela mama, “ Saya sayang Mama dan saya sangat mencintai Mama, …Maukah Mama menjadi isteriku selama-lamanya??” Gila Kamu Ar.. Mana Ada Anak memperisteri Ibu Kandungnya” jawab Mama sambil tersenyum “, “tetapi kamu boleh setubuhi Mama kapan kamu mau, asalkan Ayahmu tidak tau” sambungnya..

Selama hampir sejam, kami berdua masih berbaring dan bercinta dengan keadaan telanjang bulat, saya berbaring terlentang sambil membelai rambut Mama yang acak2akan, Mama berbaring tertelungkup dengan kepala bersandar didadaku, wajahnya menengadah keatas sangat dekat dengan wajahku, sehingga nafas kami berdua saling menyatu, Hotel Seks

tangan kiriku membelai tubuh Mama yang mungil, sampai kepinggang , terkadang kuelus buluh pubis Mama yang halus dan pahanya yang sangat Mulus, Mamapun tidak henti2nya mengelus yuniorku, seakan akan tidak rela apabila benda yang bulat panjang ini yang telah membuatnya menjadi setan histeris akan mengkerut. Cerita kami kami berdua dipenuhi dengan kata-kata cinta birahidan model atau gaya bersetubuh, dan akhirnya Mama meminta ”Gendong Mama ke Kamar Mandi Sayang”

Dikamar Mandi, tubuh kami berdua saling melekat terus, Mama tidak pernah melepaskan ciumannya, sewaktu Mandipun kami bersetubuh berdiri, suatu kenikmatan tersendir yang mama belum pernah merasakannya yaitu Badan kami lumuri sabun cair sehingga sangat licin,

Mama mencapai orgasme sewaktu saya menggendong dan menyetubuhinya sambil berdiri..tawa cekikan dan teriakan kenikmatan serta kebahagian birahi mama mengaun dikamar mandi. Dibak Mandi yang sempitpun Kami Mandi berdua melanjutkan babak berikutnya dan akhirnya Mama pun orgasme kedua kalinya di Bak Mandi. Didalam air yang dipenuhi busa sabun dan birahi.

Sangking Gilanya Kami berdua, Kami keluar dari kamar mandi masih dalam keadaan telanjang bulat dan berpelukan, berciuman, kemudian saya duduk disopa, mama saya dudukan diatas selangkangku, Yuniorku yang tak kunjung mengalah tetap berkubang di Vagina Mama sampai akhirnya Jam 11 lewat 30 menit..kami bersiap-siap check out dari hotel.

Sewaktu kami hendak mengambil kunci Mobil diresepsionis, Kami disapa “Selamat Siang, terima kasih atas kunjungannya dan semoga Bapak dan Ibu menikmati Kebahagian di Hotel Kami, Mama hanya tersenyum dan berjalan menggantung di Bahuku menuju ke Mobil Kami yang telah disiapkan.

Friday, December 29, 2017

Main Seks Dengan Tante Diana yang Kukenal Lewat SMS

 Main Seks Dengan Tante Diana yang Kukenal Lewat SMS
 Main Seks Dengan Tante Diana yang Kukenal Lewat SMS
Main Seks - Setelah Mendapat Pesan lewat SMA. Tanpa pikir panjang, aku menyatakan siap. Dengan memanfaatkan jasa kereta cepat Argolawu jurusan Kota X-Jakarta, aku bisa melesat ke Stasiun Gambir Jakarta. Seperti yang dia pesan, aku diminta menunggu di peron Stasiun. Cukup lama, aku menunggu sendiri di peron, hampir satu jam hanya duduk memandang orang-orang berlalu-lalang.

Semula aku hampir putus asa dan curiga, jangan-jangan aku hanya dikerjai. Ketika matahari sudah lenyap dan langit Jakarta sudah gelap, ketika aku memutuskan untuk pergi dari Stasiun Gambir (karena merasa dikerjai), tiba-tiba ada seorang wanita tua yang menghampiriku.

Wanita yang mirip nenek-nenek itu menyampaikan pesan bahwa aku telah ditunggu wanita bernama Tante Dina di sebuah taksi yang berhenti di halaman parkir. Karuan saja, perasaan dadaku jadi plong. Seketika itu aku lari mencari taksi tersebut. Begitu aku membuka pintu taksi, Oh.. dadaku berdetak. Wanita kencan SMSku itu ternyata tidak setua usianya. Tubuhnya terlalu tinggi bagiku, sekitar 170cm, sedang aku hanya 165cm. Kulitnya putih layaknya etnis Tionghoa.

“Ayo, masuk..,” pinta wanita berambut sebahu itu sembari memberi ruang duduk di sampingnya.
Wajahnya tampak gembira sekali ketika menatap wajahku.
“Ke Hotel XX, ya Bang,” ujar Tante Dina kepada sang pengemudi taksi.

Cerita Sex Semuanya Berawal dari SMS sampai ke Ngentot – Di dalam taksi, duduk berhimpitan bersama Tante Dina, aku seperti dibawa terbang ke awang-awang. Betapa tidak, tubuhnya super montok. BRA-nya kira-kira berukuran 36. Dan pinggulnya, wah membuatku benar-benar gemas.

Sementara tatapan matanya, seolah ada rasa dahaga yang tertahan bertahun-tahun. Hmm.. rasanya itu membuatku tak sabar untuk melumatnya. Karena itu, begitu tiba di hotel aku bergegas chek-in dan membongkar rahasia perasaanku di kamar nomor 102.
Di kamar hotel 102, di antara lampu remang-remang, Tante Dina hanya termangu memandangiku. Matanya meneliti leku-lekuk tubuhku yang masih basah habis mandi.

“Sini sayang, aku pijiti. Pasti, kau capek sekali, kan,” ujar Tante Dina kemudian.
Tanpa banyak kata, aku hanya menurut saja. Maklum tubuhku capek sekali setelah menempuh perjalanan Kota X-Jakarta. Kalau dipijiti, oh.. rasa pegal di tubuhku akan hilang.

Karena itu, aku segera tidur tengkurang di ranjang dengan setengah telanjang di dekat Tante Dina.
“Bagian mana dulu yang dipijit sayangku,” suara Tante Dina yang mendesah membuat darahku mendesir-desir.
“Terserah kaulah,” jawabku singkat.

Tak lama kemudian, jemari lentiknya sudah menelusuri lekuk-lekuk tubuhku. Kadang-kadang tangan Tante Dina nakal menggoda bagian sensitifku. Urutannya lembut, seperti menyulam setiap pori-pori kulitku. Beberapa saat kemudian, aku ganti menawarkan diri untuk memijit tubuh Tante Dina yang super montok. Seperti yang dia lakukan padaku tadi, aku mulai mengurut-urut bagian lehernya, kemudian turun ke punggung, pinggang dan paha.

Setelah itu tubuhnya ku balik sehingga tidak tengkurap lagi. Kali ini aku mengurut bagian payudaranya dengan lembut. Selanjutnya aku mulai beraksi erotik. Awalnya saya membelai rambut Tante Dina dan mencium bibir-nya. Dia membalasnya dengan hangat, penuh kasih sayang.

Kurebahkan dia dengan perlahan, kutatap matanya erat-erat, kusingkirkan bajunya yang menutupi buah dadanya, yang sungguh merangsang diriku. Perlahan tapi pasti kulumat puting susu-nya dan dengan tangan kiriku kumainkan puting yang satunya lagi. Tante Dina melenguh keenakan, sungguh suara yang merdu dan hal ini membuatku greng lagi.

Selang beberapa menit kemudian kuangkat kepalaku sambil tetap kumainkan tangan kiriku, kemudian kulihat pussy Tante Dina yang basah. Kulumat clitorisnya dan semua ruang vaginanya hingga Tante Dina menggelinjang berat.
Ketika penisku menegang gagah perkasa, kurenggangkan kedua pahanya dan kumasukkan jariku ke lubang pussynya, kuputar-putar dan kusodok-sodokkan, Tante Dina pun semakin mengerang keras, sampai kusadari kalau waktu kusodokkan di bagian kanan atas, eluhannya semakin keras dan cairannya makin banyak, penasaran kupusatkan jariku di situ dan kugosok-gosok bagian tersebut ternyata Tante Dina pun berteriak makin keras.

Cairannya keluar banyak sekali, aku pun mulai tidak sabar, kuangkat kontolku dan kusodokkan ke lubang pussynya dengan cepat, kali ini aku sodokkan terus menerus tapi rupanya kontolku masih membutuhkan waktu untuk reload sehingga spermaku tidak lekas keluar.


Tante Dina masih mengerang dengan kerasnya, dan kusodokkan penisku ke bagian kanan atas, dan yah dia pun makin melenguh keras, dan kurasakan cairannya menyembur-nyembur dengan derasnya, aku makin greng dan kulihat wajahnya yang khas, wajah yang penuh kepuasan dan erangan penuh kenikmatan yang merdu, yang membuat kontol laki-laki manapun tidak tahan, dan akupun keluar lagi dengan deras di pussy Tante Dina.

Ketika aku terbangun dari tidur, sekitar tengah malam, Tante Dina telah menyediakan kopi panas dan duduk di sebelah ranjang. Tapi hasratku masih menggelora. Tidak bisa tidak aku harus beraksi lagi. Maklum, aku hanya bisa berada di Jakarta hanya sehari.

Sayang kalau hanya sekali main di panggung ranjang panas. Karena itu, setelah mencicipi kopi aku segera membuka kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding. Kami terangsang tak karuan.

Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Tante Dina menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Tante Dina kubuka. Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahan-lahan. Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan.

Kuhisap puting yang mengeras itu hingga memerah. Tante Dina semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah.
“Ssshh.., sshh!”.

Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Tante Dina, sambil tanganku mulai mengusap- usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Tante Dina semakin kuat menarik rambutku. Suaranya melenguh-lenguh.

Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh lagi daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan. Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Dia menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya.

Aku segera mengerti maksudnya. Dia minta ingin segera digenjot di atas ranjang. Dengan sebuah tarikan, tubuh Tante Dina kubaringkan terlentang, tapi kakinya masih menyentuh lantai. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam.

Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh. Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. Ritsliting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Tante Dina. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Tante Dina.

Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Tante Dina telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik. Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuhnya. Sungguh lembut tubuhnya. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya.

Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggangnya. Kudekatkan penisku ke tangannya. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya.

Memang Tante Dina tahu apa yang harus dilakukan. Dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Tante Dina melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Tante Dina terasa menarik-narik batang penisku.

Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat. Kubuka lebar-lebar paha Tante Dina sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Tante Dina mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Tante Dina semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya.

Tentu Tante Dina sudah cukup terangsang, pikirku. Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. Tante Dina memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Tante Dina mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Tante Dina terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya.

Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Tante Dina semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Tante Dina sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk merasakan kenikmatan yang telah dirasakan. Erangan Tante Dina semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan.
“Gimana rasanya?” tanyaku lembut dengan nada manja.

Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya. Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan- lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Tante Dina menggelinjang seperti kesakitan.
Baca Juga: Tiga Posisi Seks agar mendapat anak perempuan
“Pelan-pelan, Yang!”, ujarnya berharap, suaranya terdengar sesak.
Aku sekarang mengerti. Memang aku belum berpengalaman. Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Tante Dina memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Tante Dina juga terdiam. Tenang. Sementara itu, kupeluk tubuhnya dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut.

Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang.
“Mau diteruskan..?” tanyaku kemudian.

Tante Dina membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Tante Dina, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vaginaya. Kami mulai terangsang! Penisku mulai memasuki kemaluan Tante Dina lebih lancar.

Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Tante Dina terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya.

Tante Dina mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Tante Dina terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya. Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Tante Dina mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan.

Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya. Goyanganku semakin kuat. Lehernya kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras.

Tante Dina mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya. Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Tante Dina semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Tante Dina lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Tante Dina seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.

Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Tante Dina. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Tante Dina mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat. Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Tante Dina menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-galanya.

Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa sodokan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama- sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama dengan orang lain selain istriku. Walaupun dia seorang janda yang sudah berumur, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik.

Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Tante Dina memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan dengan orang lain selain istriku, bagiku Tante Dina betul-betul memberiku surga dunia. Aku terbaring lemas di sisi Tante Dina. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Tante Dina. Kulihat Tante Dina tertidur di sebelahku. Dia mengaku puas sekali.

“Kamu memang hebat, penismu luar biasa..!”, katanya dengan nada meronta.
Anehnya, ketika aku merasa capek, Tante Dina malah mengocokkan batang penisku. Suaranya mengiba-iba membangkitkan gairahku.
“Kau suka?”, tanyaku.

Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya. Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi.
“Kau mau lagi?”, tanyaku dengan suara manja.

Dia tersenyum manis. Apa yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka selimutnya. Kulihat kaki Tante Dina sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Uff.., detak jantungku kembali berdegup kencang.

Kunikmati kembali tubuh Tante Dina tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku. Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Tante Dina.

Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku.

Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Tante Dina dengan bibir dan lidahku. Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Tante Dina. Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Tante Dina mendesis dan mendesah keenakan.

Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat dia mengejangkan kakinya. Aku tak peduli bau khas dari liang kemaluan Tante Dina memenuhi relung hidungku. Malah membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Tante Dina yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa.

Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakkan lidahku itu membuat Tante Dina beberapa kali mengerang karena nikmat. Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Tante Dina ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja
.
“Aku kau apakan, sayang?”, bisiknya.

Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Tante Dina sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu.

Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Tante Dina yang merangsang. Bau vagina seorang wanita! Jelas semua! Bulu kemaluan Tante Dina yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang.

Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Tante Dina menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya.

Pinggang Tante Dina seperti terhentak. Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan menarik penisku.

Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Tante Dina. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan. Lama juga Tante Dina menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam.

Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorong-dorong tubuh Tante Dina. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkali-kali. Seperti orang terengah-engah kecapaian.
“Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”

Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Tante Dina sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam.

Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Tante Dina terlihat pasrah mengikuti hentakanku. Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal.

Tante Dina sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Tante Dina terlihat lemas lalu tertidur. Melihat Tante Dina begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Tante Dina dan aku bermain sekali lagi. Tak terasa, kami berdua seperti bermandikan air mani. Setelah itu, kami terkapar berdua.

Ketika aku bangun hari sudah siang. Sekitar jam 12.00 aku buru-buru chek-out dan pulang ke KotaX. Ternyata Tante Dina masih mau kencan lagi denganku. Tapi entah kapan waktunya, dia belum memastikan dan akupun belum memikirkannya.

“Kau memang lelaki KotaX tulen. Tenang-tenang menghanyutkan. Lemah lembut, tapi luar biasa dahsyat,” bisik Tante Dina ketika mengantarku ke Stasiun Gambir.

Setelah kencan mesra di Jakarta tiga bulan lalu, Tante Dina-janda 33 tahun asal Jakarta, sering kirm SMS mesra padaku. Katanya, dia merindukan sentuhanku. Sesungguhnya aku sangat ingin mengulangi kencan mesraku dulu. Tapi waktu tak memungkinkan.

Karena itu, aku harus putar otak agar ganti dia yang datang ke KotaX, tempat tinggalku. Bagaimanakah aku harus memaksanya datang ke KotaX? Aku harus cari akal.
Sekedar untuk diingat, aku mengenal Tante Dina setelah menyimak daftar nomor HP wanita-wanita yang butuh teman kencan melalui SMS di internet.

Awalnya aku hanya menyebar SMS perkenalan kepada sejumlah wanita. Hasilnya, SMSku dapat jawaban dari seorang wanita 33 tahun asal Jakarta (sebut saja namanya Tante Dina). Ketika bercakap-cakap denganku via telepon, semula dia merasa terkejut dan mengaku tak pernah mencari teman kencan pria lewat SMS.

Namun setelah berdialog beberapa saat, akhirnya dia mengakui bahwa dirinya adalah seorang wanita yang kesepian. Bahkan, dia malah memintaku datang ke Jakarta dan segala biaya akan dijamin. Tanpa pikir panjang, aku menyatakan siap. Dengan memanfaatkan sebuah kamar hotel berbintang, kami bisa saling memuaskan hingga beberapa ronde.

Sejak kencan pertama itulah, dia sering SMS dan memintaku datang ke Jakarta lagi. Sejujurnya, aku senang-senang saja melihat rintihannya, rengekannya, dan segala kemanjaannya. Namun, ketika aku ingin memenuhi permintaannya, aku tak bisa cuti dari kantor tempat kerjaku.
“Banyak pekerjaan yang belum kau selesaikan, kenapa harus cuti? Apa kau tak mau promosi jabatan?” tukas manajer personaliaku.

Peringatan manajer personaliaku itu membuatku benar-benar tak berani nekat bolos ke Jakarta. Karuan saja, hatiku gundah. Sementara Tante Dina semakin gencar mengirmkan SMS-SMS rindunya.
“Ayu dong, say. Dahagaku rasanya sudah tak tertahan. Tegakah kau?”
Setelah beberapa hari merenung-renung, akhirnya aku punya ide. Aku rayu saja dia melalui email erotic. Ya, aku harus memaksanya datang kemari dengan rayuan-rayuan email eroticku.

Kiriman email pertamaku seperti ini isinya: Tante Dinaku, sayang.. Kau tahu, jika aku bisa bertemu denganmu di kotaku, aku akan mengajakmu pergi tempat yang jauh dan menggairahkan jiwa. Akan kuajak kau ke tempat secret untuk berdua saja, biar aku bisa mereguk kemontokan tubuhmu. Bila memang hubungan semacam itu yang kau cari, maka akan kubawa kau ke kamar yang gelap dan rahasia. Kemudian akan kumanjakan kau dengan jutaan rasa nikmat.

Setiap kali mengirim email, aku selalu mengimajinasikan pengalaman eroticku padanya. Seperti ini contohnya: Tante Dinaku, jika kau datang padaku, aku akan melahirkan syurga-syurga baru untukmu. Kau tahu kan, awalnya pasti aku akan kuminta kau berbaring, melepas gaun, juga BHmu.

Selanjutnya akan kupijit-pijit lehermu, bahumu, pinggangmu, hingga pahamu dengan sentuhan selembut sutra. Kemudian akan kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dadamu. Tapi diamlah, akan kubelai-belai payudaramu dengan jemariku, juga dengan lidahku secara bergantian.

Biarkan saja jika penisku menegang. Aku ingin membuat payudaramu menjadi kenyal sampai kau mendesis-desis. Dan, biarkan saja aku terpana melihat tubuhmu putih dan mulus. Biarkan saja kujilati leher jenjangmu. Menggerinjallah bila kau memang ingin menggerinjal. Oh.. puting susumu mulai mengeras dan begitu menggelitik telapak tanganku. Segera kuelus-elus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. (Oh.. kau tersentak menghadap ke atas sambil memejamkan matanya.)

Tapi tetaplah diam. Ibu jariku dan telunjukku akan memilin-milin puting susu sebelah kirimu. Kemudian aku ganti menyedot-nyedot puting susuMu. (Oh.. puting susumu semakin lama makin bertambah keras). Setelah itu mulutku kini pindah merambah bukit membusung sebelah kanan. Apa yang kuperbuat pada belahan indah sebelah kiri tadi, kuperbuat pula pada yang sebelah kanan ini. Payudara sebelah kananmu tak luput menerima jelajahan mulutku dengan lidahnya yang bergerak-gerak dengan kukulum ujung payudaramu, lalu kujilati dan kugelitiki puting susumu yang tinggi.

Lidahku tetap tak henti-hentinya menjilati puting susumu yang sudah demikian kerasnya. Sementara itu tanganku mulai bergerak ke arah bawah. Kurenggangka pahamu pelan-2. Kulepas pula kain satu-satunya yang masih menutupi tubuhmu yang memang sintal itu. Dan akhirnya tubuh mulus guru sekolahku itu pun terhampar bugil di depanku, siap untuk kunikmati.

Tak ayal, jari tengahku mulai menjamah bibir vaginamu. Tenanglah, mendesahlah kalau ingin mendesah, akan kutelusuri sekujur permukaan bibir vagina itu secara melingkar berulang-ulang dengan lembutnya. (Oh.. payudaramu semakin membusung menjulang tinggi)

Ooohhm, penisku jadi berdenyur-denyut! Tapi jari tengahku mulai menjamah gundukan daging kecil berwarna kemerahan yang terletak di bibir vaginamu yang mulai dibasahi cairan-cairan bening. Mula-mula kuusap-usap daging kecil yang bernama klitoris ini dengan perlahan-lahan. Lama-kelamaan kunaikkan temponya, sehingga usapan-usapan tersebut sekarang sudah menjadi gelitikan, bahkan tak lama kemudian bertambah lagi intensitasnya menjadi sentilan.

Hm, klitorimus makin bertambah merah akibat sentuhan jariku yang bagaikan sudah profesional, membuat tubuhmu semakin menggerinjal-gerinjal tak tentu arahnya. Tapi tetaplah tenang, aku akan menambah kecepatan gelitikanku pada klitorismu biar vaginamu dibanjiir cairan-cairan kenikmatan yang terus mengalir dari dalam lubang keramat yang masih sempit itu.

Puas menjelajahi klitorismu, jari tengahku mulai merangsek masuk perlahan-lahan ke dalam vagina. Setahap demi setahap kumasukkan jariku ke dalam vaginanya. Mula-mula sebatas ruas jari yang pertama. Kemudian perlahan-lahan jariku kutusukkan lebih dalam lagi. Sementara lidahku mulai menjilati bibir vaginamu berputar-putar. Menjeritlah bila ingin menjerit, tapi lidahku akan terus mengkorek-korek semua permukaan kulit vaginamu dan tanganku akan terus mengosok-gosok klitorismu.

Tak lama kemudian, lidahku ganti menyedot-nyedot ujung klitorismu. Sedang tanganku ganti mengokrek liang vaginamu. (Oh.. kau mengerjap-ngerjap ketika klitorismu kusedot kuat-kuat dan jemariku menggosok liang vaginamu lebih cepat dan makin dalam lagi.) Tenang saja, aku tidak akan menusukkan penisku ke dalam vaginamu. Aku hanya ingin membuatmu orgasme tanpa harus kusetubuhi dengan penisku.

Gosokan jariku ke dalam vaginamu makin kupercepat, terus-menerus, sambung-menyambung. Bahkan tambah lama bertambah tinggi temponya. Akibatnya, kau sanggup berbuat apa-apa lagi kecuali hanya menjerit-jerit tidak karuan. Apalgi ketika lidahku menyedot isi klitorismu kuat-kuat dan senmakin kuat, kau seakan-akan terbang melayang sampai langit ketujuh. Matamu terpejam sementara tubuhmu bergetar dan menggelinjang keras. Tak lama kemudian kaumenejang dan ada cairan meleleh yang meleleh keluar dari vaginamu.

Dan itu membuatku terangsang. Ketika aku makin terangsang, akhirnya kugosok-gosok batang penisku itu dengan tanganku sendiri. Lama sekali, kemudian penisku kuarahkan ke payudaramu dan kujepit dengan kedua susu payudamu. Setelah kugosok-gisikan penisku di bali jepitan kedua payu daramu. Makin lama, kugosok makin cepat dan semakin cepat. Hasilnya, cairan-cairan kental berwarna putih muncrat dari ujung penisku. Sebagian mengenai wajamu. Ada pula yang mengenai payudara dan bagian tubuhmu yang lain.

Singkat cerita, Tante Dina jadi sering minta dikirimi email erotic. Tapi jika kebetulan aku tak bisa buka internet dia memaksaku untuk mengirimi SMS erotic.
“Ayo dong Say, Aku sedang in nih. Rasanya haus sekali vaginaku,” pinta suatu ketika, “Rayulah aku, cumbulah aku dengan SMS mesramu. Aku sudah siapkan penis electrik di sampingku. Ayoo, dong antar aku ke gunung panas biar terobati dahagaku.”
Aku tak kuasa menolak jika Tante Dina meronta-ronta dan selalu mendesah-desah mengharapkan sentuhan asmaraku. Tidak bisa tidak, aku harus mengerahkan jari-jariku untuk pencet huruf demi huruf untuk memuaskan hasrat sex Tante Dina.

“Kau mau kan,” rintih Tante Dina di tengah malam melalui HPku.
“Oke, deh say,” jawabku. Dan tangankupun menari di atas HPku:
Begini kalimat pertama yang kukirim via SMS: Anggap saja aku sudah ada disampingmu. Kini berbaringlah. Biar kurobek saja ya gaunmu, kuserobot CDmu, dan kutindih tubuhmu
(Tante Dina membalas SMS mesra. Katanya, dia sudah siap menerima dengan segala actionku)

Kemudian aku mengirim SMS lagi padanya: Oh.. puting susumu yang coklat itu, rasanya aku kutelan dengan lidahku, dan bibir vaginamu itu pun ingin kusedot dan jilat dengan lidahku yang dahaga ini (dia membalas dengan kalimat mendesah-desah haus dan manja: aku sudah menunggumu say.. jawabnya)

Aku segera membalasnya: Buka pahamu, say: jariku akan menari-nari di liang vaginamu. Dan biarkan lidah menggeliat-geliat di puting susumu: Apa yag kau rasa. Hmm putingmu sudah mengeras Say? Oh.. aku suka itu, aku kugigit pucuknya akan kugosok-godok dagingnya yang mengenyak-kenyal. Mendesislah. Oh vaginamu sudah basah say? Mana buka pahamu lebar-lebar, akukan sedot cairannya dan kutelan sebagai obat dahaga.

(Tante Dina membalas SMS, intinya dia sudah tak tahan)
Sekarang gantian kau yang mainkan aku, lihat cockku sudah tegang berdiri, kepalanya mengkilat berdenyut-denyut..

Ya say, hmm.. aku sudah tak sabar, jilatlah penisku dari ujung sampai pangkal. Gosok-gosok batangnya dengan lembut, tanganku akan tetap membelai-belai liang vaginamu biar makin licin.
Dia membalas SMS mesra dan sanggup menjilati penisku:

Oh.. ohh.. sst.. enak say, terus, gini saja kangkangi mukaku dengan 2 pahamu, biar lidahku mengkorek vaginamu, dan mulutmu teruslah menyedot penisku. Oke duduki saja mulutku dengan mulut vaginamu, biar clitorismu kusedot-sedot, tapi kau jangan diam ayo mainkan aku dong saayy.. Hhh..

(Tante Dina membalas SMS, dia sangup melumat batang penisku danmengurut-urutnya dengan lidah)
Hmm.. kini aku sudah tak sabar, berbaringlah say, buka pahamu lebar-lebar, dan mana liang vaginamu, penisku sudah ingin menusuk-nusuknya, menggenjotnya, sampai kau meronta-ronta.

O, penisku susah masuk say, tolong bantuin pakai tangamu, tanganku akan terus memuntir-muntir susumu, kau sudah siap menerima penisku kan?

Ayo bantuin masukkan penisku dong, say.. Hhmm Yah bagus, enak gila oh.. ohh.. goyang terus say, penisku akan kusodok-sodok masuk ke vaginamu, maju mundur, oh.. kau mengerang say, merintih-rintih?
Aku terus bergoyang menyodok vaginamu, makin lama makin cepat, sementara tanganku terus memilin-milin putingmu kadang lidahku menyerobot putinmu dan kugigit-gigit.

Hm kau menggelinjang say? Oh.. cairanmu makin banyak, penisku basah kuyup, ah.. susumu makin membusung keras say dan desahanmu itu hmm..

Ah, kamu ganti tengkurap saja say, tapi angkat bokongmu, biar aku bisa menyodok vaginamu dari belakang,
Oke say, angkat bokongmu tinggi-tinggi, biar penisku bebas menyoodk vaginamu, mana lubangnya, eit sleep ohm, enak, sekarang aku bergerak maju mundur, kau mendesah-desah.

Sodokanku makin lama makin cepat dan buas, sementara tanganku memilin-milin puting susumu, (Apa yang kau rasa?)
AH, kini ganti kau yang di atas say, aku ingin lihat permainanmu, tenang saja, putung susumu akan ku buat terus menggelinjang. Ya, duduki saja penisku dengan bibir vaginamu, terus gosok-gosoklah dengan goyangan erotic plus ngebor gaya inul. Penisku pasti akan mengejangkanmu.

Tenang saja say, kalau mainmu dahsyat, aku pasti akan lebih dahsyat membuatmu tak berdaya, kini aku menunggu bentuk goyanganmu. Ohh.. indah sekali goyangmu SAY, hmm, tapi kau berbaring lagi saja, penisku akan menusuk vaginamu dari atas, ohh.. vaginamu sudah banjir?

Hanya dengan SMS-SMS semacam itulah, Tante Dina mengaku bisa orgasme, tapi dengan bantuan penis elektric yang dia beli dari sexshop. Bahkan, kadang bukan hanya sekali saja orgasmenya, tapi sampai dua hingga tiga kali.

Sedang SMS-SMSku dijadikan pengantar perangsang cairan vaginanya. Bila vaginanya sudah basah oleh rayuan SMS erotic, Tante Dina mengaku memainkan penis elketricnya dengan mata ditutup rapat kemudian membayangkan seolah-olah aku benar-benar hadir di sampingnya. Hmm sebuah perilaku yang menggemaskan bagiku.

Setelah sering kukirimi email erotic semacam itu, lama-lama Tante Dina akhirnya sanggup datang ke kotaku. Aku senang sekali, berarti ada kesempatan untuk live in action bersama Tante Dina, janda kembang super montok yang kukenal dari SMS erotic internet.

“Oke, deh aku datang. Tapi kau harus memuaskanku seribu tahun. Kalau tidak, Hmm, kau akan kumakan,” begitu gertak gemas Tante Dina melalui teleponnya, kemarin. Kini aku sudah tak sabar lagi menunggu kedatangannya. TAMAT

Thursday, December 28, 2017

Cerita Seks- Main Seks dengan Janda yang Agresif dan Binal

Cerita Seks- Main Seks dengan Janda yang Agresif dan Binal
Cerita Seks- Main Seks dengan Janda yang Agresif dan Binal
Cerita Seks -Peristiwa itu bermula ketika aku berkeinginan untuk mencari tempat kos-kosan di Surabaya. Pada saat itu, pencarian tempat kost-kostan ternyata membuahkan hasil. Setelah aku menetap di tempat kost-kostan yang baru, aku berkenalan dengan seorang wanita, sebut saja namanya Anggun.

Usia Anggun saat itu baru menginjak 30 tahun dengan status janda beranak satu. Perkenalanku semakin berlanjut. Pada saat itu, aku baru saja habis mandi sore. Aku melihat Anggun sedang duduk-duduk di kamarnya sambil nonton TV. Kebetulan, kamarku dan kamarnya bersebelahan. Sehingga memudahkanku untuk mengetahui apa yang diperbuatnya di kamarnya.

Dengan hanya mengenakan handuk, aku mencoba menggoda Anggun. Dengan terkejut ia lalu meladeni olok-olokanku. Aku semakin berani mengolok-oloknya. Akhirnya ia mengejarku. Aku pura-pura berusaha mengelak dan mencoba masuk ke kamarku. Eh.. ternyata dia tidak menghentikan niatnya untuk memukulku dan ikut masuk ke kamarku.

“Awas kau.. entar kuperkosa baru tahu..” gertaknya.
“Coba kalau berani..” tantangku penuh harap.

Aku menatap matanya, kulihat, ada kerinduan yang selama ini terpendam, oleh jamahan lelaki. Kemudian, tanpa dikomando ia menutup kamarku. Aku yang sebenarnya juga menahan gairah tidak membuang-buang kesempatan itu. Aku meraih tangannya, Anggun tidak menolak.

Kemudian kami sama-sama berpagutan bibir. Ternyata, janda montok ini sangat agresif. Belum lagi aku mampu berbuat lebih banyak, ternyata ia menyambar handuk yang kukenakan. Ia terkejut ketika melihat kejantananku sudah setengah berdiri. Tanpa basa-basi, ia menyambar kejantananku serta meremas-remasnya.

“Oh.. ennaakk.. terussh..” desisanku ternyata mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh. Tiba-tiba ia berjongkok, serta melumat kepala kontolku.

“Uf.. Sshh.. Auhh.. Nikmmaat..” Ia sangat mahir seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya.

Dengan semangat, ia terus mengulum dan mengocok kontolku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya.

“Oh.. aduhh..” teriakku kenikmatan.

Akhirnya hampir 10 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari kontolku.

“Oh.. tahann.. sshh. Uh.. aku mau kkeluaar.. Oh..”

Dengan seketika muncratlah air maniku ke dalam mulutnya. Sambil terus mencok dan mengulum kepala kontolku, Anggun berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Anggun tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya.

Perlahan-lahan kejantananku bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Anggun melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya. Mataku tak berkedip. Buah dadanya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak.

“Ohh.. Teruss Ted.. Teruss..” desahnya.

Sementara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celah-celah pahanya. Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar.
www.gudangpkr.com
Aku membaringkan tubuhnya ke kasur. Tanpa dikomando, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal. Dengan penuh nafsu, aku menciumi memeknya dan kujilati seluruh bibir kemaluannya.

“Oh.. teruss.. Ted.. Aduhh.. Nikmat..”

Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputar-putar di kelentitnya seperti ular cobra.

“Ted.. oh.. teruss sayangg.. Oh.. Hhh.”

Desis kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi.

“Srucuup-srucuup.. oh.. Nikmat.. Teruss.. Teruss..” teriakannya semakin merintih.

Tiba-tiba ia menekankan kepalaku ke memeknya, kuhisap kuat lubang memeknya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari memeknya semakin banyak.

“Aduhh.. Akku.. keluuaarr.. Oh.. Oh.. Croot.. Croot.”

Ternyata Anggun mengalami orgasme yang dahsyat. Sebagaimana yang ia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari memeknya. Aku menelan semua cairan yang kelyuar dari memeknya. Terasa sedikit asin tapi nikmat. Anggun masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang basah. Bless..

“Oh.. enakk..”

Tanpa mengalami hambatan, kontolku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Anggun.

“Oh.. Angguna.. sayang.. enakk.”

Batang kontolku sepeti dipilin-pilin. Anggun yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya.

“Oh.. Ted.. Terus.. Sayang.. Mmhhss..”

Kontolku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Anggun.. Lalu ia meminta agar aku berada di bawah.

“Kamu di bawah ya, sayang..” bisiknya penuh nikmat.

Aku hanya pasra. Tanpa melepaskan hujaman kontolku dari memeknya, kami merobah posisi. Dengan semangat menggelora, kontolku terus digoyangnya. Anggun dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan kontolku ke liang memeknya.

“Oh.. Remas dadaku.. Sayaangg. Terus.. Oh.. Au.. Sayang enakk..” erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.
“Oh.. Anggun.. terus goyang sayang..” teriakku memancing nafsunya.

Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah dadaku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar kontolku menghujam lebih dalam.

“Tedii.. Ah.. aku.. Keluuaarr, sayang.. Oh..”

Ternyata Anggun telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat. Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma. Kemudian aku membalikkan tubuh Anggun, sehingga posisinya di bawah. Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti irama goyang dangdut.

“Oh.. Anggun.. Nikmatnya.. Aku keluuarr..”

Crott.. Crott.. Tttcrott.

Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku.. Dan langsung saja memenuhi liang vagina Anggun.

“Oh.. Ted.. kau begitu perkasa.”

Telah lama aku menantikan hal ini. Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Anggun memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas kontolku. Kemudian, tanpa kukomando, Anggun berusaha mencabut kontolku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan memeknya.

Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala kontolku yang sudah mulai layu. Aku memandangi lobang memeknya. Anggun terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala kontolku. Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang kontolku. Sesekali ia menghisap dengan keras lobang kontolku. Aku merasa nikmat dan geli.

“Ohh.. Anggun.. Geli..” desahku lirih.

Namun Anggun tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok kontolku. Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina anggun membuatku bergairah kembali. Aku kemudian mengecup dan menjilati lobang memeknya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan bibirku dikelentit itu.

“Oh.. Ted.. nikmat.. ya.. Oh..” desisnya.

Anggun menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.

“Oh.. Terus.. Sss.” desahnya sembari kepalanya berdiri tegak.

Kini mememeknya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya.

“Ohh.. Yaahh. Teruss.. Oh.. Ooohh” aku menyedot kuat lobang vaginanya.
“Ted.. Akukk ohh.. Keluuaarra.. Ssshhss..”

Ia menghentikan gerakannya, tapi aku terus menyedot-nyedot lobang memeknya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, kontolku kembali menjadi sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Anggun merupakan janda montok yang sangat pintar membahagiakan laki-laki.

Anggun terus menghisap dan menyedoti kontolku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara.

“Oh.. Anggun.. Teruss.. Teruss..” rintihku menahan sejuta kenikmatan. Anggun terus mempercepat gerakan kepalanya.
“Au.. Anggun.. Aku.. Keluuarr.. Oh..”

Croott.. Croott.. Croot..

Maniku tumpah ke dalam mulutnya. Sementara anggun seakan tidak merelakan setetespun air maniku meleleh keluar.

“Terimakasih sayang..” ucapku..

Aku merasa puas.. Ia mengecup bibirku.

“Ted.. mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini. Aku sangat puas dengan pelayananmu. Aku tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas. Biarlah aku saja yang menerima kepuasan ini.” Aku hanya terdiam.

Sejak saat itu, aku sering meniduri di kamarnya, selalu dalam keadaan telanjang bulat, terkadang dia juga tidur di dalam kamar kostku, tentu saja dengan mengendap-endap. Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya, Sedangkan Anggun mengulum penisku.

Di kala pagi, penisku selalu ereksi, diemut-emutnya penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya tetap tidur sambil menikmati oral si janda montok ini, terkadang aku jilat kemaluannya karena gemas.

Bersambung.. 
simak cerita yang tak kalah hoot dan seru lainya hanya di Main Seks

Wednesday, December 27, 2017

Cerita Seks -Main seks sama adik temanku

Cerita Seks -Main seks sama adik temanku
Cerita Seks -Main seks sama adik temanku


Cerita Seks -Nafsuku Tehadap Adik Temanku- Mulai yang menanyakan identitas saya, sampai yang lebih lanjut. Dengan terpaksa, untuk menjaga kerahasiaan identitas saya, saya tidak membalas beberapa e-mail yang saya tahu benar dikirim oleh mahasiswa kampus saya, ataupun teman-teman SMA saya dulu. Berikut ini, saya akan menceritakan pengalaman terbaru saya.

Suatu hari di saat libur kuliah kemarin, saya berjalan-jalan dengan Anggie di Pondok Indah Mall. Pada saat kami melintasi stand POLO di lantai dasar untuk pulang, saya sangat terkejut karena saya bertemu dengan seorang cewek yang sepertinya pernah saya kenal. Lumayan lama saya amati, ternyata cewek itu adalah Sonya.

Saya pun hanya bisa berpura-pura lupa saja saat kami berpapasan. Perlu saya ceritakan kilas balik disini bahwa Sonya adalah cewek yang paling ngetop di SMA saya di Bandung dulu. Saat masih kelas 2, banyak sekali cowok di sekolah saya yang mengejar Sonya (termasuk saya juga sihh..) Tapi pas SMA dulu, siapa sih saya ini. Semua orang tahu kalau saya ini hanya anak kost di Bandung.

Nilai rapor yang lumayan kurang membuat saya jadi cowok yang dipandang. Sedangkan Sonya, dia anak seorang pengusaha di Bandung. Cewek Bandung asli. Cantik abis, dan rumahnya besar. Pernah suatu hari kami belajar bersama di rumahnya. Singkat kata masih ada perasaan segan pada Sonya karena masa lalu.

Tapi tanpa saya sangka ternyata Sonya yang duluan menegur saya. “Hai..! Apa kabar loe?” Kami pun berbicara sesaat. Tampak ada keraguan Sonya untuk banyak bertanya pada saya, karena di samping saya ada Anggie. Sonya sendiri saat itu datang bersama adiknya.

Perempuan juga dan masih sekolah di sebuah SMA Negeri di Jakarta Selatan. Dari cerita-cerita Sonya, akhirnya saya tahu bahwa dia sekarang kuliah di PTS yang terkenal di Jakarta. Saya sendiri saat ini juga masih kuliah di PTN di Bandung, sedangkan Anggie baru masuk kuliah di PTS yang kebetulan sama dengan Sonya. Dari percakapan kami, tampak ada rasa kagum Sonya pada saya. Kuliah di PTN “top”, lebih dewasa, yah.. pokoknya berbeda jauh dengan pandangannya terhadap saya saat masih SMA dulu. Nampak sekali di wajahnya kalau ia menyesal mengapa dulu pernah meremehkan saya.

Pikiran saya saat itu, kapan lagi saya bisa ngajak tiga cewek cantik-cantik untuk jalan-jalan. Kalau di kampusku di Bandung, ceweknya boro-boro ada yang cantik, yang menarik pun tidak ada. “Oke, dari sini mau kemana Son..?” tanyaku.
“Mau pulang.. boleh nebeng nggak? Soalnya mobil gue lagi di bengkel. Kita tadi ke sini pake taksi.” Dengan persetujuan Anggie saya pun langsung mengiyakan. Kami pun langsung berjalan ke arah parkiran Barat PI Mall.

Di mobil, Anggie duduk di depan, sedangkan Sonya dan adiknya duduk di belakang. Dalam perjalanan sesekali saya memegang tangan atau bahu Anggie. Anggie pun hanya tersenyum. “Akh.. genit loe..!” Tiba-tiba dari belakang Sonya nyeletuk, “Mau juga dong gue..” Wah, saya pikir-pikir inilah kesempatan saya menebus sakit hati saya di masa lalu. Tiga tahun saat SMA segala daya upaya dilakukan, namun tanpa hasil, sekarang.. “The Past Dream Comes True!”

“Oke Kalo gitu kita ke rumah gue dulu yaa..” Saat itu saya tahu bahwa kedua orang tuaku sedang ke luar. Di rumah hanya ada adik perempuan saya dan pembantu saja. Itu pun sorenya adik saya akan berangkat les, jadi tinggal pembantu saja yang ada di rumah.

Sampai di rumah saya, saya melihat adik saya sudah bersiap-siap pergi les dan akan diantar oleh sopir di rumah (maklum masih kecil, belum bisa nyetir). Saya pun lekas turun untuk sekedar say good bye pada adik perempuan saya yang sangat manja itu. “Bang, bawa cewek kok sampe 3 ekor sihh..?” godanya. Saya hanya bisa tersenyum sambil pura-pura tidak mendengar perkataan adik saya.

Singkat cerita kami pun langsung masuk ke rumah saya. Setelah minum kami berbicara di ruang tamu sambil menonton televisi. Saat itu kami menonton sebuah film di channel HBO. Meskipun sangat jarang ada adegan-adegan berbahaya di HBO (lain dengan TF1 atau Televisi Perancis lainnya), namun saat itu ada adegan ciuman yang lumayan lama.

Sonya pun nyeletuk lagi, “Loe jago cipokan nggak..?” Saya pun kaget setengah mati, dan perasaan saya ke Anggie saat itu sangat tidak enak.
“Jago dong.. tanya aja ke si Anggie..”
“Jago ke si Anggie sih belum tentu jago kalo ama saya,” balasnya.
Si Anggie pun agak panas, “Oke kita buktikan, kalau perlu bukan sekedar cipokan tapi lebih..” Saya pun pura-pura cool saja, tapi dalam hati bahagianya setengah mati.
“Loe juga ikut aja Vit..!” ajak saya pada adiknya Sonya, Vita.

Kami pun lalu naik ke atas kamar tidur saya. Sampai di kamar saya, Sonya mengeluh, “Ini mah hanya cukup buat elo ama Anggie, khan ada empat orang nih, artinya harus double bed,” katanya mengomentari kamar tidur saya yang hanya single bed. Kami berpindah ke kamar tidur orang tuaku. Sebenarnya bisa sih kami bermain di kamar adik saya, tapi takut aja saya kalau tiba-tiba adik saya cepet balik ke rumah.

Sampai di situ mereka pun langsung mempreteli baju dan celana saya. Tampak Anggie dan Sonya paling agresif, sedangkan Vita masih malu-malu dengan hanya tersenyum melihat saya seperti laki-laki yang tak berdaya. Saya pun dalam sekejap telanjang bulat di hadapan mereka bertiga yang masih berpakaian lengkap. Anggie masih memakai tangtop, Sonya dengan baju ketat, dan Vita masih dengan T-Shirt. “Uhh, yang anunya gede..” goda Sonya melihat barang saya.

Saya pun langsung membuat mereka bertiga berbaring di tempat tidur. Satu persatu saya buka baju dan bra-nya. Namun ada rasa sungkan juga saat membuka baju Vita yang masih beginner. “Udah Vit, enjoy aja kayak Mbak,” hibur Sonya pada adiknya. Dalam sekejap, mereka bertiga juga berada dalam keadaan bugil.

Sonya lalu bangkit memeluk saya sambil membalikkan posisi kami sehingga saya berada di bawah. Ia lalu merapatkan bibirnya ke barang saya. Dalam sekejap Anggie meraih bibir saya dan melumatnya hingga saya sukar mengatur nafas.

Perlu diketahui kami sering sekali beradu ciuman dengan Anggie sehingga ia tahu betul kelemahan saya dalam berciuman. Melihat Vita masih ‘nganggur’, saya lalu menegakkan badan saya, Vita pun lalu memeluk saya dari belakang sambil sesekali mencium daerah leher bagian belakang saya. Saya harap pembaca mendapat gambaran bagaimana posisi kami saat itu. Anggie memeluk dan mencium saya dari depan, Vita dari belakang, dan Sonya di bawah.

Saya pun hanya bisa membalas ciuman Anggie sambil sesekali mencium balik Vita, dan tangan saya hanya membelai kepala Sonya yang menghisap barang saya. Sesekali posisi kami di tempat tidur bergeser akibat kegelian saya saat main dengan 3 cewek sekaligus. Pikir-pikir inilah pengalaman pertama saya sekali main dengan banyak wanita pada saat yang bersamaan.

Sekitar 5 menit permainan berlangsung saya merasakan adanya cairan yang terpercik ke daerah pusar saya. Ternyata Anggie sudah orgasme pertama. Saya pun langsung membalikkan posisi kami sehingga sekarang saya yang berada di atas Anggie, sehingga untuk sementara Sonya harus menghentikan hisapannya pada barang saya. Langsung saja saya arahkan barang saya ke lubang kemaluan Anggie.

Tampak Anggie kesakitan, tanpa peduli banyak saya langsung menghujamkan kejantanan saya dengan kecepatan tinggi sehingga Anggie sesekali berteriak. Saat itu Sonya hanya bisa mencium pantat saya dari arah samping, sementara Vita hanya melihat-lihat. “Eh, gue udah mau keluar nih Nggie..” kata saya pada Anggie. Angie pun lalu memindahkan tangannya yang semula memeluk punggung saya ke arah bahu saya. “Keluarin di dalam atau di luar nih say..?” tanya saya. “Di dalem aja gihh..” jawabnya sambil menutup mata. Akhirnya, “croott.. crott.. crott..” saya mengeluarkan sperma saya lumayan banyak mengakhiri permainan saya berdua dengan Anggie.

Setelah beristirahat sekitar 5 menit, saya lalu menyuruh Sonya tengkurap menghadap ke tempat tidur. Sambil meremas payudaranya yang berukuran 36B, saya lalu memeluk badannya dari arah belakangnya. Tanpa membuang waktu lalu saya mengarahkan kemaluan saya ke arah kemaluannya. Terus terang pertama-tama agak sulit karena pantat Sonya lumayan padat.

Tapi akhirnya kejantanan yang panjangnya 18 cm dapat masuk ke lubang kemaluannya. Saya pun mengocok kemaluan saya yang sudah seluruhnya masuk ke dalam liang senggama Sonya. Tampak sesekali Sonya kesakitan, ia pun lalu melingkarkan kedua tangannya ke leher belakang saya, sehingga kami merasa sangat nyaman dengan posisi kami saat itu. “Kalo bisa keluarnya bersamaan Son..!” kataku pada Sonya, kamipun mengatur irama sehingga saat Sonya bilang sebentar lagi ia akan keluar, saya lalu meningkatkan akselerasi saya sehingga kami berdua bisa keluar pada saat yang bersamaan.

Kami pun akhirnya keluar pada saat yang bersamaan. Di hati kecil saya, saya berkata, “Akhirnya nih Miss Universe-nya SMA Negeri*** (edited) Bandung, udah gue pake.” Kami pun saling tersenyum saat kembali ke posisi sebelumnya. “Payah nih kirain elo alim, taunya malah gituin gue..” kata Sonya ke gue saat itu. Saya hanya tertawa ringan. Main seks

Terakhir Vita yang masih tidak percaya dengan pengalaman pertamanya ini. Terus terang saya tidak tega gituin Vita yang masih imut dan -ramalan saya- pada saatnya nanti Vita akan lebih cantik dari Sonya, kakaknya. “Son, adik elo boleh gue gituin nggak?” tanya saya ke Sonya sekalipun terus terang saya juga agak kecapaian. “Jangan dong.. mau loe adik loe digituin? tapi terserah dia ajalah..” jawab Sonya, dan tanpa diduga, Vita lalu mengarahkan mulutnya ke barangku. Pikir-pikir emang mending begitu aja deh, tidak tega saya sama nih anak SMA. “Vit, isep sampe keluar dahh!” kata saya. Vita pun langsung menghisap kejantanan saya sambil sesekali menjilat-jilat biji pelirku.

Tampak benar kalau dia masih pemula dengan sesekali giginya tanpa sengaja menggigit barangku. “Jangan digigit Vit, ntar lepas anu gue. Sampe lepas, ntar Anggie ama Mpok (Kakak perempuan) loe ngambek berat..” kata saya. Sonya dan Anggie hanya tertawa sambil membaca majalah Femina milik ibu saya. Akhirnya sperma saya keluar dan masuk ke dalam mulut Vita seluruhnya. Vita lalu menjilat-jilat barang saya sampai kering. “Mmmhh.. anak SMA*** (edited) jaman sekarang, masih kelas 2 udah isep anunya cowok..” goda saya pada Vita. “Biarin..” jawab Vita agak kesal.

Setelah itu saya merasa sangat kecapaian. Akhirnya kami tidur berempat di tempat tidur orang tuaku. Saya di bawah, Anggie di atas, sedangkan Sonya memeluk saya dari arah kanan, dan Vita dari arah kiri. (Mmhh.. seandainya posisi tidurku bisa begini tiap hari..)

Sekitar jam 9 malam kami terbangun, dan langsung mandi. Saya sempat panik kalau-kalau adik saya curiga akan apa yang sudah kami lakukan. Tentunya adik saya sudah balik dari tempat lesnya. Setelah mandi dan berpakaian rapi lagi, kami keluar dan untungnya adik saya sedang berada di kamar tidurnya di atas dan sudah tidur terlelap.

Mereka pun saya antar pulang ke rumahnya masing-masing dengan aturan mendekati rumah mereka, mereka harus mengocok barangku sampai keluar dan menjilatinya. Pada saat mengantarkan Anggie yang rumahnya di daerah Kemang nampak oke-oke aja, namun pada saat mengantarkan Sonya dan Vita, terus terang saya agak ‘menderita’, soalnya saya harus dikocok dua kali sesuai perjanjian kami. Pertama-tama Vita yang mengocok. Setelah keluar, tanpa menunggu waktu Sonya langsung melanjutkan mengocok kemaluan saya sampai keluar lalu menjilatinya. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan bagi saya,

Baca cerita lainya di main sesk

Tuesday, November 14, 2017

Mau Hamil Anak Perempuan, Pakai 3 Gaya Ini


Sex Sehat | Setiap pasangan suami istri pastinya punya keinginan untuk segera mempunyai keturunan, anak laki-laki ataupun anak perempuan sama saja, yang paling penting bagi mereka adalah kesehatan bayi mereka. 

Walaupun begitu, sampai sekarang ini belum ada kepastian yang dapat dibuktikan untuk para pasangan yang dapat memastikan bisa mendapat kan anak sesuai dengan kelamin yang mereka inginkan.

Berikut ini ada 3 Gaya namun tidak bisa menjamin mendapatkan anak perempuan, tapi masih memiliki kemungkinan besar :


1. Woman On Top.

Agar dapat mengandung anak perempuan, cobalah pasangan melakukan posisi woman on top atau wanita mengambil posisi diatas pada saat berhubungan badan. Posisi ini memudahkan wanita untuk menga,bil ahli permainan dan mengatur dalamnya saat penetrasi.

Kemudian, pada saat ejakulasi diatur keluar pada mulut vagina. Hal ini dilakukan supaya sperma yang kromosom gen pria susah bergerak mencapai sel telur. Disisi lain kromosom gen wanita yang diketahui lebih lama bertahan dapat terus bergerak dan mencapai sel telur.


2. Misionary.

Sebagian orang percaya akan dengan melakukan posisi ini sangat baik jika menginginkan anak perempuan. Ini dikarenakan sperma dengan kromosom gen perempuan bergerak lebih lambat daripada yang gen laki-laki dan ini membuat proses pembuahan sel telur lebih lama sampai dengan 5 hari.

Posisi Misionari ini dipercaya dapat menghasilkan anak perempuan, karena kromosom gen laki-laki berenang lebih cepat, sedangkan yang perempuan berjalan lebih lambat dibanding laki-laki.


3. Spooning.

Gaya ini merupakan salah satu posisi seks yang sangat dipercaya akan kemungkinan lebih besar untuk mengandung anak perempuan. Sama seperti diatas telah diurai bahwa penetrasi akan terjadi lebih dangkal dengan menggunakan gaya spooning ini.

Namun dari semua yang telah dijelaskan perlu diketahui lagi bahwasannya semua itu tidak menjamin para pasangan bisa 100% mendapatkan anak sesuai dengan kelamin yang mereka inginkan.

Berikut 3 Gaya Untuk berkemungkinan Mengandung Anak Laki-laki





Monday, November 13, 2017

5 Fantrasi Seks Yang Menjadi Idaman


Fantasi Seks | Tidak perlu malu-malu jika anda mempunyai fantasi seks, karena terdapat 95% orang yang mempunyai pengakuan yang sama juga mempunyai fantasi seks.

Dengan segitu banyaknya persentase dapat dipastikan rata-rata orang memiliki fantasi seks mereka ,masing-masing. Berikut beberapa fantasi seks yang bisa anda lakukan dan realisasikan diantaranya adalah :

1. Karyawan dengan bos.

kebanyakan wanita  dan pria mempunyai fantasi teks tentang hubungan antara karyawan dengan bos nya. Maka anda dan pasangan anda pun dapat melakukannya. Hanya tinggal memilih siapa yang jadi karyawan, kemudian pilih pakaian yang berhubungan dengan pekerjaan yang bisa menggambarkan karyawan dan bos. Meja kerja merupakan tempat yang dapat menghasilkan desiran hasrat sex yang lebih membara.

2. Perampokan.

Sebagian orang berimajenasi mempunyai gairah seks dengan perampok. Ini akan membuat adrenalin menjadi terpacu, seakan-akan pasangan anda akan disandera dan diperkosa secara pasksa dan tidak bisa melawan dan tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa pasrah menerima daerah intim anda di nodai.

Beberapa Gaya Bercinta Yang pastinya membuat lebih meletup lagi

3. Seks luar ruangan.

Seks tidak hanya dapat dilakukan didalam kamar, seks dapat dilakukan di banyak tempat yang terbuka. Andai anda mempunyai keinginan berhubungan seks ini, cobalah periksa halaman belakang rumah. Selama tidak ada jangkauan dari luar, maka sek luar kamar dapat anda lakukan.

4. Menggunakan Alat Bantu Sex.

Banyak wanita memiliki fantasi seks dengan menggunakan alat bantu seks. Mudahnya seks dengan menggunakan alat bantu. anda dapat meminta bantuan pasangan anda untuk merealisasikan fantasi anda tersebut.

5. Guru dan Murid

Ini merupakan salah satu fantasi seks yang paling banyak menjadi imajenasi banyak orang. konfirmasikan kepada pasangan anda, kemudian pilih siapa yang jadi guru dan siapa yang jadi Guru. Kemudian gunakan seragam yang pas supaya gairah bercinta dan mendapatkan gairah yang meluap-luap ketika behubungan sex itu berlangsung.